Sosok Dua Presiden Indonesia yang Terlupakan dalam Sejarah

Ketika masih duduk di bangku sekolah, pasti anda sudah belajar mengenai nama-nama presiden Indonesia. Selama ini masyarakat Indonesia tahu bahwa jumlah presiden RI yang pernah memimpin Indonesia yaitu 7 orang sejak zaman kemerdekaan hingga sekarang. Tetapi jika menilik kembali pada sejarah maka presiden di Indonesia sebetulnya ada 9 orang.

Dua nama presiden di Indonesia ternyata terlupakan oleh sejarah dan mungkin tidak masuk dalam pelajaran di sekolah. Padahal kedua presiden tersebut mempunyai peran yang penting untuk NKRI. Berikut akan dijelaskan dua sosok presiden di Indonesia yang sudah terlupakan oleh sejarah.

  1. Syarifuddin Prawiranegara
    Sosok ini ternyata pernah menjabat sebagai Presiden PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). Syarifuddin Prawiranegara menjabat sebagai presiden sejak 22 Desember 1948 tepatnya saat pemerintah RI yang berkedudukan di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Bahkan saat itu, Agresi Militer Belanda II juga sedang berlangsung. Akhirnya Belanda berhasil menangkap presiden ketika itu yakni Ir. Soekarno dan Wakilnya Moch. Hatta. Kemudian Ir. Soekarno  yang pada saat itu ditahan, mengirimkan pesan rahasia kepada Syarifuddin melalui telegram. Dimana isi pesan tersebut adalah memerintahkan Syarifuddin agar membentuk pemerintahan darurat di Sumatera. Selanjutnya Syarifuddin ditunjuk sebagai presiden PDRI sejak 1948-1949. Sejak Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta bebas maka kepemimpinan kembali pada Soekarno. Pada pemerintahan Syarifuddin Prawiranegara tersebut, membawa dampak positif berupa keberhasilan mempertahankan Sumatera dari serangan penjajahan Belanda.
  2. Assaat
    Berdasarkan hasil perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB ) di Den Haag Belanda diketahui bahwa Indonesia terbagi menjadi 16 negara bagian. Hingga akhirnya terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Sosok Mr Assaat adalah pemangku jabatan Presiden RI selama 9 bulan. Sejak Belanda menyerahkan kembali kedaulatan Indonesia pada RIS maka Soekarno dan Hatta harus menduduki jabatan presiden dan wakil presiden RIS. Sedangkan pemerintahan RI kosong hingga akhirnya Soekarno memerintahkan Assaat untuk menjabat sebagai presiden RI. Pada masa kepemimpiannya tersebut, Assaat berhasil mendirikan Universitas Gadjah Mada sebagai kampus pertama yang dibangun RI. Hingga akhirnya Assat menyerahkan kembali jabatan Presiden kepada Ir Soekarno setelah UGM berkembang pesat.

Demikianlah penjelasan mengenai sosok dua presiden RI yang terlupakan oleh sejarah. Informasi di atas bisa menambah wawasan sejarah kepemimpinan di Indonesia. Meskipun dua sosok tersebut kurang populer tetapi selayaknya kita menghargai jasa-jasanya.