Fungsi Sosiologi Tataran Teoritis dan Konseptual

Sosiologi adalah disiplin ilmu yang tergolong ke dalam ilmu sosial. Sosiologi memang merupakan ilmu yang mengkaji tentang perilaku sosial manusia dalam masyarakat. Objeknya jelas yaitu manusia khususnya adalam hubungan sosial manusia baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Sosiologi memiliki ciri-ciri yakni empiris, teorisi, komulatif, serta non etis. Ilmu sosiologi juga merupakan salah satu ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Terdapat beberapa ilmuwan sosiologi di Indonesia yang sangat terkenal seperti Selo Soemardjan, Surjono Soekanto, Mochtar Naim, dan sebagainya.

Ilmu sosiologi memiliki fungsi yang secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu fungsi teoritis dan fungsi praktis. Adapun fungsi dalam hal ini disebut juga sebagai peran disiplin yang secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan manfaat bagi sosiolog maupun khalayak umum yang menjadi subjek sekaligus objek bagi kajian ilmu ilmu sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu sosial murni sekaligus juga dapat menjadi ilmu sosial terapan. Nah maka dari itu sosiologi memiliki fungsi disiplin yang luas hingga mencakup fungsi pada tataran konseptual hingga tataran praktikal. Anda bisa mempelajari berbagai materi ilmu sosiologi di materibelajar.co.id.

Fungsi Sosiologi Tataran Teoritis dan Konseptual

Seperti yang telah dijelaskan diatas, Sosiologi merupakan ilmu sosial murni sekaligus ilmu sosial terapan sehingga memiliki fungsi yang sangat luas. Dalam hal teoritis dan konseptual, sosiologi memiliki beberapa fungsi yang diantaranya sebagai berikut:

  1. Sebagai bahan untuk memberikan kritik pada opini dominan dalam masyarakat

Sosiologi memiliki kemampuan untuk menelisik suatu pendapt atau argumen secara mendalam. Dalam hal ini tidak hanya pada wilayah pendapat orang, melainkan hingga pada siapa yang berpendapat, kepentingan yang melatarbelakangi pendapat tersebut, dan siapa yang diuntungkan dan dirugikan atas pendapat yang disampaikan.

  1. Mempertanyakan validitas pendapat umum yang ada

Dalam hal ini sosiologi akan selalu mempertanyakan keabsahan suatu pendapat umum yang beredar, apalagi pendapat tersebut bakal menjadi konsumsi publik. Meragukan berbagai hal diawal menjadi hal yang sering terjadi dikalangan sosiolog.

pexels.com
  1. Menawarkan kerangka teoritis untuk ilmu yang lebih praktis

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi juga telah banyak melakukan inovasi pada tataran teoritis. Teori ilmu sosiologi juga sering diadopsi oleh ilmu sosial terapan yang lain sebagai bahan untuk menganalisis. Contohnya adalah teori interaksionisme simbolik yang diadopsi oleh ilmu komunikasi untuk menganalisis hubungan antar individu.

  1. Menghadirkan definisi konseptual dalam diskursus intelektual

Sosiologi sebagai ilmu murni juga memiliki kemampuan untuk menghadirkan deifinisi-definisi konseptual. Contohnya adalah definisi globalisasi yang mengandung arti sangat luas. Ada banyak sudut pandang dalam memaknai globalisasi mulai dari munculnya selera gaya hidup ala barat oleh anak-anak muda, munculnya penyebaran retail modern, restoran fast food, dan sebagainya merupakan bentuk dari globalisasi. Dalam hal ini sosiolgi memaknai globalisasi dengan definisi konseptual dalam diskursus. Contohnya adalah menurut ilmu sosiologi globalisasi merupakan bentuk dari relasi sosial, dengan demikian globalisasi akan di disebut sebagai relasi timbal balik antara lokal dengan global.

Fungsi Sosiologi dalam Tataran Praktis dan Implementasi

Selain sebagai ilmu sosial murni, sosiologi juga merupakan ilmu sosial terapan. Maka dari itu selain memiliki fungsi dalam tataran teoritis dan konseptual, sosiologi juga memiliki fungsi dalam tataran praktis dan implementasi. Adapun beberapa fungsinya yaitu sebagai berikut:

  1. Mampu mengatasi masalah sosial yang tampak dan tidak tampak

Dinamika yang selalu menyuguhkan permasalahan yang kompleks dan selalu membutuhkan solusi yang masuk akal membuat berbicara masalah sosial tidak akan ada habisnya. Memang masalah sosial merupakan masalah yang begitu kompleks hingga melibatkan hal-hal yang tak tampak seperti hedonisme, konsumerisme yang merupakan gejala yang tak kasar mata.  Dalam hal ini fungsi dari sosiologi adalah untuk memberikan kesadaran sosial bahwa hedonisme dan konsumerisme merupakan gejala yang akan berimplikasi pada terciptanya kesenjangan sosial yang lebih mendalam dalam suatu masyarakat.

pexels.com
  1. Untuk mengurangi kesenjangan sosial

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa fungsi sosiologi adalah memberikan kesadaran sosial terhadap gejala-gejala yang dapat mengakibatkan terjadinya jurang kesenjangan sosial. Dalam hal ini sosiologi sebagai ilmu memiliki tanggung jawab yang emansipatoris yang mana akan memberikan perhatian pada pihak-pihak termarjinalkan, minoritas, terdiskriminasi, dan sebagainya. Sebab dalam hal ini pihak yang kaya relatif tidak membutuhkan perhatian daripada kelompok-kelompok diatas. Untuk itu tugas emansipatoris dari sosiologi adalah untuk mengangkat derajat kaum tertindas dengan cara mengurangi angka kesenjangan sosial. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi angka kesenjangan sosial hingga seminimal mungkin sehingga tidak menjadi biang keladi dari masalah-masalah sosial.

  1. Melatih pelajar untuk mampu berpikir kritis tentang fenomena sosial

Dalam hal ini daya berfikir kritis memang dibutuhkan oleh setiap orang sehingga ia tidak mudah jatuh ke dalam eksploitasi. Sosiologi mampu menelisik aspek-aspek kepentingan dibalik setiap argumen. Dalam hal ini yang selalu lumrah dalam sosiologi adalah bertanya, karena memang hal tersebut diajarkan dalam sosiologi yang dipinjam dari teori filsafat. Sebenarnya sosiologi merupakan ilmu filsafat praktis karena selalu mempertanyakan dibalik suatu argumen. Dalam hal ini yang ditanyakan adalah masalah-masalah praktis yang benra terjadi dilapangan.