Seluruh masyarakat Indonesia, memperingati hari kesaktian pancasila setiap tanggal 1 Oktober. Peringatan tersebut dilakukan, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan revolusi yang gugur pada gerakan G30S/PKI. Pada tanggal tersebut, tanah air berduka dan menjadi sejarah kelam yang tidak akan terlupakan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, mari simak fakta menarik dari Lubang buaya.
Fakta Dibalik Sejarah Sumur Maut
- Sumur Yang Ditutupi Dedaunan Kering
Pada awalnya tidak ada yang mengira bahwa, ada sumur yang santa mengerikan di balik tumpukan dedaunan. Sumur maut tersebut, terletak di dekat pondok kecil yang di dekatnya terdapat pohon besar. Di sekitar tempat tersebut, terdapat sebidang tanah kosong yang cukup mencurigakan. Sebab di lahan kosong tersebut, terdapat dedaunan yang menggunung. Sumur ini pun terungkap, setelah mendengar cerita dari Sukitman.
Setelah mendengar cerita tersebut, Maulwi Saelan pun bergegas menuju tempat yang dimaksudkan. Setibanya di lokasi yang diceritakan, tumpukan daun tersebut langsung dibersihkan. Barulah sumur penuh sejarah tersebut, terungkap kebenarannya. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih untuk menggali sumur tersebut. Ketika sumur telah tergali begitu lamanya, barulah diketahui isi sumur tersebut.
- Para Jenderal Yang Telah Menjadi Korban
Peristiwa berdarah yang selalu dikenang ini, menyisakan duka mendalam kepada masyarakat tanah air. Bukan sembarang peristiwa sejarah, lantaran peristiwa ini setidaknya memakan korban 7 jenderal sekaligus. Sebelum para pahlawan tersebut meninggal, mereka disiksa terlebih dahulu. Setelah itu, barulah jasad mereka dikuburkan, di lubang buaya yang sangat sempit. Dengan lebar yang tidak seberapa, 7 jasad jenderal dimasukkan begitu saja dalam satu tempat.
Para jenderal yang gugur dalam peristiwa berdarah tersebut terdiri dari Jendral Haryono, Mayor Jendral Siswondo Parman, jendral Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Brigadir Jendral Donal Isaac Panjaitan, serta Brigadir Jendral Sutoyo Siswodirjo. Berkat cerita dari polisi muda yang bernama Sukitman, akhirnya sumur tersebut dapat terungkap. Bahkan dapat dikatakan, beliau yang menjadi saksi atas penyiksaan terhadap para 7 Jendral tersebut.
- Menjadi lokasi bersejarah
Sumur yang menyimpan sejarah kelam tersebut, akhirnya terus dikenang dan diabadikan oleh masyarakat Indonesia hingga kini. Lokasi kejadian perkara, kini telah berubah menjadi museum yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain sebagai tempat mengenang sejarah berdarah, tempat ini dijadikan tempat wisata edukasi kepada masyarakat. Masyarakat diajak untuk mengetahui peristiwa besar, yang terjadi pada 30 September lalu.
Sejak tahun 1973, lokasi berdarah tersebut telah dijadikan sebagai Kompleks Monumen Pancasila Sakti. Bukan sembarang kompleks, lantaran di dalamnya terdapat beberapa bangunan ynag sangat bersejarah. Mulai dari monumen Pancasila Sakti, Museum Paseban, Museum Pengkhianatan PKI, hinnga lubang buaya pun berada di lokasi tersebut.
Sumur maut yang berlokasi di Jakarta tersebut, menjadi saksi bisu atas peristiwa berdarah yang terjadi tanggal 30 September 1965 silam. Bahkan hingga kni, peristiwa tersebut terus dikenang, dan diceritakan kepada anak cucu. Sebab dalam peristiwa tersebut, terdapat 7 Jendral tanah air yang telah gugur. Jasad para pahlawan tersebut, dikuburkan dalam sumur maut yang hanya berdiameter 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter.