Begini Kata Leluhur Tentang Ciri Ngidam Anak Perempuan

 

 

Memiliki seorang buah hati jelas dambaan semua orang sehingga banyak orang yang tak begitu memikirkan ingin diberi anak laki-laki ataupun perempuan, karena yang penting adalah diberi anak oleh sang Pencipta. Tetapi harus disadari pula bahwa masih cukup banyak orang yang memiliki harapan besar untuk dikaruniai anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal itu biasanya terjadi karena sudah memiliki anak dengan jenis kelamin lainnya sehingga ingin ada berikutnya memiliki jenis kelamin yang berbeda. Hal tersebut tentu sah-sah saja karena merupakan harapan, asalkan tidak mengutuk diri atau tidak bersyukur ketika yang lahir memiliki jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan.

Supaya rasa kecewa itu tidak terlampau besar ketika si anak lahir dengan jenis kelamin yang tidak seperti yang diharapkan, maka haruslah diketahui ciri-ciri jenis kelaminnya berdasarkan permintaan ngidam si ibu. Pasalnya leluhur kita mempercayai bahwa ngidam merupakan representasi permintaan si buah hati dalam kandungan yang juga dapat mencirikan jenis kelaminnya. Untuk hamil anak perempuan, beberapa bentuk ngidam yang menunjukkannya antara lain sebagai berikut.

  1. Ngidam makanan dan minuman manis

Bentuk ngidam yang pertama ini biasanya paling khas untuk hamil anak perempuan, karena bertentangan dengan apabila mengandung anak laki-laki. Pasalnya jika mengandung anak perempuan akan ngidam makanan maupun minuman manis, sebaliknya saat mengandung anak lelaki justru ngidam makanan dan minuman asin.

  1. Ngidam tidur menghadap kanan

Hal ini juga tampak cukup kontradiktif dengan ketika hamil anak lelaki. Pasalnya saat hamil anak perempuan cenderung ingin tidur menghadap kanan, bila hamil anak lelaki justru sebaliknya, yaitu ke kiri.

  1. Ngidam sayuran

Dikatakan pula bahwa jika ibu hamil ngidam memakan sayur-sayuran maka sangat besar kemungkinan bayi yang dikandung merupakan seorang bayi perempuan.

Itulah tiga ciri bahwa seorang ibu hamil sedang mengandung anak perempuan yang berasal dari keyakinan leluhur jaman dulu. Meskipun memang belum ada riset empiris yang menguatkan kebenaran dari ciri-ciri tersebut, tetapi sudah cukup banyak ibu yang membuktikannya. Bagaimana pun juga sistem nilai lokal tetap perlu dihargai di samping menjunjung pula kemajuan ilmu pengetahuan.